Tentang Ibu, Segalanya Berisi Cinta
Menjadi ibu berarti mengikhlaskan hari untuk lebih mencintai orang lain daripada diri sendiri -tulisan di cover buku Sholihah Mom's Diary
Ketika cinta tak lagi sekedar defenisi jutaan kata, hanya bisa dirasa, dibuktikan dan diperjuangkan. Ketika waktu, tenaga hingga harta tercurahkan tanpa hitungan. Cinta orangtua melebihi dari sekedar untaian kata. Tak berbatas. Tak pula berbalas. Meski segunung pun harta yang diberikan oleh anak untuk orang tua, tak mampu menandingi segala hal yang sudah dicurahkan oleh orang tua untuk anak. Memang urusan cinta tak melulu bisa di balas dengan harta.
Buku yang berjudul Sholihah Mom's Diary ini berisi mengenai cerita para Ibu yang berjuang mulai dari melahirkan hingga pasca melahirkan. Buku maupun cerita langsung mengenai para ibu yang telah berjuang melahirkan anak memang selalu menarik ya. Bagi ku seperti punya kesan tersendiri kalau sudah baca buku maupun dengar cerita dari para ibu secara langsung.
Termasuk buku ini, di lembar-lembar awal ku sempat nangis. Karna baca sambil ngebayangin. Bayangin para ibu merasakan sakit sambil sempat muraja'ah. Lalu berdebar menanti kehadiran yang ditunggu-tunggu. Merasakan kontraksi. Hingga banyak cerita yang begitu detail ditulis oleh para ibu dalam buku ini. Benarlah ketika melahirkan merupakan jihad yang tak terbayarkan untuk para ibu -termasuk ibu ku.
Tak hanya sampai disitu, pasca melahirkan tak cukup membuat hati seorang ibu lega. Perjalanan menjadi orang tua menjadi perjalanan yang penuh dengan kekhawatiran namun tidak boleh panik. Ketika anak sakit, anak menangis sepanjang malam, sampai anak memiliki kebutuhan khusus.
Buku ini membuat kita mengerti bahwa menjadi ibu tidak mudah, tapi menjalani peran sebagai ibu dengan sabar dan syukur disertai dengan menjaga kewarasan untuk tetap dekat dengan Allaah adalah hal yang harus dijalani.
"setelah menikah, semua itu bukan lagi obsesi pribadi, tetapi harus menjadi visi yang diwujudkan bersama" -Siti Nurhayaty Dewi (Salah satu penulis dalam buku Sholihah Mom's Diary)
Buku ini bisa banget di baca dari bab mana aja. Karna berupa kumpulan cerita yang memiliki nilai perjuangannya masing-masing. Cukup nano nano ketika membaca buku ini. Seperti Mba Dewi Nur Aisyah yang menceritakan di lembar awal mengenai proses melahirkan Najwa, hingga begitu detail. Ada ibu yang menceritakan pengalaman Baby Blues. Ada juga ibu yang menceritakan tentang perasaan beserta kesabarannya dalam mentarbiyah anak yang termasuk dalam kategori ADHD (Antetion Deficit Hyperactivity Disorder). Lalu ada ibu yang mentarbiyah anak sembari LDR. Ibu yang menyelesaikan Tesis S-2 padahal baru aja pasca melahirkan. Dan masih banyak lagi cerita-cerita di buku yang sangat membuat mata berkaca-kaca mengundang decak kagum untuk para ibu.
Kelak ketika anak para ibu yang menulis buku Sholihah Mom's Diary ini sudah besar dan mereka akan baca tulisan ibu mereka mengenai perjuangan yang telah ibu mereka lalui untuk mentarbiyah mereka, yang semoga mereka bisa mengerti mengapa mereka begitu berharga bagi kedua orang tua mereka. Mereka begitu dicintai hingga kalimat demi kalimat dalam buku ini hadir.
Rabbanaghfirlanaa dzunubanaa waliwalidaina warhamhuma kama rabbayanaa shoghiroo
Semoga kita bisa membawa orangtua kita ke Syurga bersama kita, membangun istana di SyurgaNya.
Komentar
Posting Komentar