Seni Berbenah
“Merapikan rumah itu asyik! Menyelami perasaan Anda sesungguhnya, mengenali barang-barang yang Anda miliki, mengidentifikasi barang apa saja yang sudah memenuhi fungsinya, mengekspresikan rasa terimakasih dan mengucapkan selamat tinggal pada barang-barang yang manfaatnya sudah lewat, sejatinya adalah proses untuk menelaah diri Anda sendiri.”
-Marie Kondo-
Barangkali hal yang sering membuat kita merasa suntuk dirumah ialah melihat barang-barang berantakan, isi lemari semakin penuh, lalu tidak ada tempat untuk merebahkan tubuh. Hal ini disebabkan karena barang-barang kita sudah memenuhi ruangan. Terlebih ruangan kamar.
Manusia memang fitrahnya selalu “ingin”. Terkadang tanpa tahu apa yang sebenarnya “dibutuhkan”. Ketika sudah memiliki, ada dan ada lagi yang ingin dibeli. Jika dikalkulasikan, dari kebutuhan yang sebenarnya harus dibeli, hanya beberapa persen yang dibeli. Selebihnya berdasarkan keinginan semata.
Buku yang berjudul “The Life-changing magic of tidying up” ditulis oleh Marie Kondo, memberitahu bahwa barang yang membuat rumah berantakan adalah barang yang dibeli berdasarkan keinginan dan belum tentu membangkitkan rasa bahagia. Dalam buku ini mengupas beberapa pola berbenah rumah agar senantiasa rapi. Marie Kondo menuliskan bahwa orang cenderung berantakan karena memegang prinsip-prinsip yang keliru seputar kegiatan berbenah, semisal “mending membereskan ruangan satu persatu” atau “mending berbenah sedikit-sedikit asalkan rutin tiap hari” atau “barang tertentu mesti disimpan diruang tertentu”. Prinsip-prinsip keliru itulah yang membuat kita setelah berbenah, berantakan lagi. Begitu seterusnya. Sehingga kita merasa lelah ketika harus berbenah. Padahal menurut Marie Kondo, berbenah merupakan pekerjaan yang istimewa. Jadi luangkan waktu untuk melakukan pekerjaan istimewa itu.
Konsep aktivitas berbenah yang ditawarkan oleh Marie Kondo dalam buku ini hanya ada dua, yaitu; memutuskan untuk membuang suatu barang atau tidak, kemudian memutuskan hendak menyimpannya di mana. Namun begitupun, Marie Kondo tidak hanya menawarkan kedua aktivitas tersebut. Melainkan Marie Kondo juga memberikan langkah-langkah yang efektif untuk memulai berbenah hingga tidak lagi kembali ke kebiasaan lama –berantakan. Bahkan Marie Kondo juga memberitahu bahwa disetiap barang yang sudah kita pakai, sebenarnya memiliki hak untuk diistirahatkan dan diperlakukan dengan baik. Semisal, kebiasaan Marie Kondo seusai pulang sekolah, ia mengeluarkan seluruh isi tas nya lalu meletakkan barang pada tempatnya. Tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada barang tersebut sebab sudah membantunya seharian. Dipikir secara logika memang benda-benda tersebut tidak bernyawa, namun suatu kebiasaan yang baik jika kita mampu menghargai benda yang sudah menemani bahkan membantu kita menyelesaikan banyak hal.
Jadi, dijamin setelah membaca buku ini akan timbul semangat untuk berbenah. Melihat dengan detail sisi-sisi sudut rumah yang berantakan. Dan meluangkan waktu untuk berbenah sekaligus. Buku dengan bahasa yang sangat ringan serta aplikatif ini memang harus dibaca oleh semua kalangan. Melihat hasil dari berbenah merupakan sebuah tips untuk memperbaiki mood. Ketika hendak melakukan aktivitas dirumah, tidak perlu pusing melihat barang-barang yang berantakan disana-sini.
Buku ini dapet bintang empat lah dari aku, the best~
Komentar
Posting Komentar