A Letter (3); To Someone
Hampir setahun, saat senyum pertama ku lihat ternyata menandakan perpisahan yang tak sebentar. Memberi ruang rindu masuk ke rongga doa. Mengisi sendu yang menemani hari. Memulai tanya dengan jawaban baik-baik saja merupakan salah satu wujud kesenangan sekaligus ketenangan. Memastikan bahwa nama ku masih dalam daftar menjadi teman baikmu.
Hampir setahun, mengatakan tak terasa merupakan kebohongan. Sebab hari-hari yang dipenuhi rindu, membuat diri hampir ingin menebas jarak bahkan menerabas batas jauhnya pulau yang membentang di antara kita. Kapan waktu merestui pertemuan kita (lagi)?
Hampir setahun, doa ku masih sama. Meski kepura-puraan ku tak lagi bisa disembunyikan, sebab terlalu mudah untuk kau baca. Semoga kebaikan dimanapun berada senantiasa mengitari kehidupanmu. Semoga masih ada temu di antara kita, meski sekali.
Hampir setahun, bagaimana rasanya? Menyenangkan ya akhirnya satu persatu yang diminta padaNya dikabulkan di waktu terbaikNya. Aku selalu suka caramu bertahan di setiap ujian. Aku selalu suka caramu menyiasati jalan yang seoleh tertutup tak bercahaya agar terbuka. Aku juga menyukai alur kehidupanmu.
Sekali rindu akan tetap menjadi rindu sampai ada temu.
Hampir setahun, semoga kau tak lupa kita pernah mengurai cerita bersama meski tak banyak. Pun semoga kau tak pernah berusaha melupakan~
Komentar
Posting Komentar