Belajar Jadi Diri Sendiri
Ketidakpercayaan
dengan diri sendiri mengakibatkan krisis kepercayaan diri. Seringkali diri
menjadi orang yang lebih suka membandingkan daripada melihat lebih dalam
potensi yang ada pada diri sendiri. Pernah merasa begitu? Aku pernah.
Kita
tentu pernah merasakan di dalam diri ini penuh sekali kekurangan, sehingga saat
kita mencoba sesuatu, kadang kita merasa ragu, takut untuk mencoba, sampai
rasanya tidak percaya diri bahwa diri kita bisa melakukannya. Perasaan dan
prasangka yang kita buat sendiri serta ketakutan yang hadir berasal dari diri
sendiri ini lah yang membuat kita lupa bahwa Allaah juga menitipkan kelebihan
pada diri kita. Kelebihan tersebutlah yang ketika kita sadari dan gunakan
dengan maksimal maka bisa menjadi salah satu bentuk rasa syukur kita pada
Allaah.
Pada
hari Kamis tanggal 26 Maret 2020 (((sudah lama sekali ya hehe))), @te.mali
mengadakan Whatsapp Class dengan agenda sharing session bersama Mba Tristia Riskawati, seorang founder
sekaligus CEO Temali. Di awal hanya ada satu grup, disebabkan yang ingin masuk
grup tersebut membludak maka dibuat dua grup, dan aku termasuk menjadi bagian
grup kedua.
Sekitar
pukul 19.30 kelas dimulai, Mba Tristi berbagi pengalamannya melalui voice note.
Ada beberapa hal yang aku dapatkan dengan mendengarkan penuturan dari Mba
Tristi, yang baru sempat kemarin aku rangkum ke dalam buku ku. Di awal, sebelum
Mba Tristi berbagi, Mba Tristi memberikan beberapa pertanyaan yang dijawab oleh
peserta diskusi. Jawabannya beragam. Sebab pertanyaan yang diberikan untuk
menilai sejauh mana kita mengenal dan nyaman dengan diri sendiri.
Jadi
bahasan yang diberikan Mba Trsiti lebih fokus kepada penyebab “kenapa
seseorang enggak bisa yakin sama diri sendiri dan bingung mau kemana?”.. ternyata ada 3 faktor utama yang menyebabkan
kita enggak yakin sama diri sendiri dan bingung mau kemana, and here you go:
- Society (keluarga, teman dekat, orang-orang sekitar, dan lain sebagainya)
- Kurang alokasi waktu untuk evaluasi diri sendiri
- Belum cukup tools atau belum tau cara untuk mengenal diri dan potensi seperti apa.
Point
yang paling penting dari pembahasan kali ini ialah alokasi waktu untuk
mengevaluasi diri dan komunikasi dengan Allaah mengenai jalan hidup seperti apa
sih yang Allaah ridhai untuk kita tanpa menghilangkan fitrah kita sebagai
manusia.
Dalam
hal alokasi waktu untuk evaluasi diri, minimal banget sediain waktu sebulan
sekali atau seminggu sekali. Kalau bisa setiap hari, ya lebih bagus. Seperti
Mba Tristi yang setiap hari evaluasi diri, beliau menyebutnya “kencan dengan diri sendiri”. Hal-hal yang biasa Mba Tristi evaluasi;
- Pencapaian apasih yang uda dilakuinn sepanjang atau selama hari itu –ini kalau buat evaluasinya tiap hari
- Kekurangan apa yang tampak pada hari itu
- Solusi untuk ngatasi kekurangan itu
- Cari tau cara untuk mempertahankan atau memaksimalkan kelebihan
Ohya,
gak lupa Mba Tristi menekankan bahwa pentingnya untuk mengkonfirmasi keinginan
kita kepada Allaah. Hal ini menjawab keresahan kita yang seringkali datang dan
bertanya "mau dikemanain nih hidup kita?". Terus minta
petunjuk Allaah. Komunikasi ke Allaah, “Allaah ridha gak sih dengan yang akan kita pilih.”.
Mba
Tristi sendiri mengungkapkan bahwa ia pernah mengambil pilihan yang berbeda
dari teman-temannya, yaitu pilihan kuliah. Di saat temen-temennya memilih masuk
jurusan kuliah dengan passing grade yang tinggi serta terkenal, dia lebih
memilih mengambil jurusan
“Jurnalistik Vitkom” di UNPAD.
Jurusan yang sampai saat ini enggak pernah disesalinya. Bahkan enjoy dengan
struggling dalam perkuliahan tersebut. Mungkin kebanyakan orang-orang bercita-cita
sebagai dosen atau profesi lainnya, beliau malah berpikir, “apanih yang bisa aku lakuin untuk memperbaiki dunia?”.
Mba
Tristi terus mengkomunikasikan ke Allaah untuk jalan hidup seperti apa yang Dia
ridhai dan tidak menghilangkan fitrah sebagai perempuan. Maka dari itu Mba
Tristi memulai untuk membangun startup temali, yang berkonsentrasi di bidang
minat bakat, yang di dalamnya punya misi lebih.
Penting
juga bagi diri kita mengetahui kelebihan dan kekurangan kita. Untuk mengetahui
hal tersebut kita bisa lakukan dengan mengikuti tes MBTI, PSIKOTES, dsb. Cara
simplenya juga bisa dengan bertanya ke temen dan orang terdekat. Bisa dimulai
dengan pertanyaan, “kalau butuh bantuan biasanya ngandelin dalam hal
apa?, kelemahann yang biasa ditampilkan ke orang terdekat kita apa aja?”.
Sekitar
pukul 22.00 WIB, whatsapp class ditutup setelah Mba Tristi memberikan jawaban
kepada peserta diskusi yang bertanya di grup. Sampai disini, yuk mulai bertanya
ke temen atau orang terdekat mengenai kelebihan dan kekurangan kita. Yuk
luangin waktu untuk berbicara dengan diri sendiri, mengevaluasi diri. Seperti
ungkapan Mba Tristi bahwa potensi diri merupakan ego yang butuh dikasi makan
secara berkala. Ketika disalurkann akan membuat diri lega dan bisa bermanfaat
bagi orang lain.
Selamat
mengusahakan dan menemukan kepercayaan diri ! and special big thanks buat team
Temali yang uda ngadain agenda whatsapp class J
Komentar
Posting Komentar