Ocehan Imaji (3)

sumber : di sini :)

A : Kamu nangis lagi?

B : Gak berdosa kan kalau nangis lagi, lagi dan lagi?

A : Kenapa bertanya lagi untuk menanggapi pertanyaan?

B : Karna kamu mengajukan pertanyaan yang sudah jelas kamu lebih tahu jawabannya

A : Gak salah nangis. Gak berdosa juga kalau nangis. Tapi apa nangis begitu saja bisa menyelesaikan yang kamu tangisi?

B : Entahlah

A : Kalau hal-hal yang kita tangisi, kita sesali, kita kutuki, tak bisa mengubah seinci pun keadaan, kita sedang membuang energi untuk itu. Manusiawi memang merasa sedih, patah bahkan hilang arah. Namun, gak bisa ditoleransi kalau perasaan kita dijadiin alasan buat kita menunda langkah.

B : Artinya?

A : Sedih boleh. Berjeda boleh. Istirahat boleh. Menangis juga boleh.

B : Lalu?

A : Sekedar dan secukupnya.

B : Setelah itu?

A : Menata ulang dan bergerak lagi

B : *hiks

A: Yang berlebih, yang berlarut, sampai tak terkendalikan, enggak baik. Perasaan kita masih bisa kita kendalikan, urusan takdir di depan bukan hak kita yang mengendalikan.

B : Aku harus?

A : Melangkah lagi. Meyakini lagi. Lebih mengimani.

B : Apa?

A : You are not alone, Rin. Ada Allaah, ada ayah dan ibuk yang sedang menunggu, ada orang-orang baik yang membantu, dan ada bagian dari diri kamu yang tahan banting dengan segala perubahan cuaca.

B : *hiks

A : Everything will be fine, Rin. Selama bersama Allaah dan selama kamu melibatkanNya, semua akan baik-baik saja

B : yok semangat yok !

A : YOSH, MANGATS ! HUPHUPHUP

---
dari Ririn kepada Ririn

Komentar

Postingan Populer