Team Tidaq Tidur



Barangkali memang ketika kecil, kita tidak menyadari seperti apa perjuangan Ayah dan Ibu dalam merawat kita. Seperti apa pengorbanan mereka dalam menjaga kita. Seperti apa rasa khawatir mereka ditiap tumbuh kenbang kita. Sampai nanti, saat masing-masing kita sudah menjadi orang tua. Kita akan menyadari banyak hal yang dirasakan oleh orangtua kita dahulu. Ketika kecil, kita ingin sekali dimengerti ini-itu. Kita tidak mengerti bahwa kasih sayang yang dicurahkan oleh Ayah dan Ibu kita berasal dari pengorbanan yang tidak terukur nilainya. Ketika kecil, kita ingin sekali selalu dituruti dalam berbagai permintaan. Kita tidak mengerti bahwa Ayah dan Ibu siap menghabiskan seluruh tenaga demi kebahagiaan kita.

Sejak ba'da lebaran, dirumah bertambah anggota. Nenek hadir dirumah kami, sebelumnya Nenek tinggal di daerah Deli Tua. Dibawa kerumah karna Nenek sudah tidak kuat berjalan dan mengurus pekerjaan rumah. Ayah dan Ibu sepakat untuk merawat Nenek dimasa tua Nenek. Sudah hampir 1 bulan lebih sakit Nenek semakin parah. Sempat dibawa ke Rumah Sakit Mitra Sejati, dirawat selama seminggu. Setelah itu dibawa kembali ke rumah. Sejak itu, kesehatan Nenek mulai menurun. Satu persatu nikmat Allaah cabut: nikmat selera makan. Awalnya Nenek masih mau makan meskipun hanya dua atau tiga sendok, sekarang sudah tidak lagi makan. Nikmat ingatan. Nenek sudah lupa hari, bahkan jam apalagi bulan maupun tahun. Tapi syukurnya, Nenek masih ingat nama dan wajah anak-anak Nenek beserta cucu-cucu Nenek (yang super unyuk) *eh. Nikmat berjalan. Nenek memang sudah tidak kuat jalan, bahkan jalan dari kamar menuju kamar mandi saja tidak kuat. Sudah sebulan lebih juga Nenek tidak lagi bisa berdiri. Hanya terbaring di tempat tidur.

Aku ingat ketika aku SMA, guru Biologi pernah bilang gini "sekarang kita diurus oleh orangtua. Orangtua sudah merasakan gimana rasanya enggak nyenyak tidur karna kita selalu nangis ketika kita bayi. Mau makan, nangis. Mau minum, nangis. Pup, nangis. Serba nangis. Nanti ketika orangtua kita sudah tidak lagi bisa apa-apa, akan berbalik: anak yang mengurus orangtua. Orangtua kita pun akan bersikap seperti kita ketika masih kecil. Ingin dimanja, ingin diperhatikan terus menerus, ingin dituruti permintaannya, dan sebagainya. Rotasi nya berputar, dan kembali seperti sedia kala. Bayi-beranjak dewasa-tua-kembali lagi (seperti) bayi". Aku ingat betul kalimat guru Biologi ku waktu itu. Dan yak benar, Nenek kembali seperti sedia kala

Terlebih untuk pekan ini, terhitung beberapa hari terakhir ini Nenek ndak bisa tidur. Maunya ditemeni ngobrol terus menerus gitu. Jadi seperti ada Team Tidaq Tidur yang gantian jagain Nenek. Kalaupun tidur, ya tidak nyenyak seperti malam-malam yang dilalui biasanya. Sebab Nenek seringkali meminta ini itu kalau sudah malam. Mungkin beginilah rasanya orangtua merawat anak ketika bayi. Tidak tidur, hanya sebentar tidur lalu terbangun lagi. Bahkan sepanjang malam dilalui dengan mata berusaha untuk kuat tidak merem. Siangnya harus beraktivitas seperti biasa. Apalagi teruntuk seorang Ayah yang siangnya dihabiskan untuk berjuang mencari nafkah. Ibu yang harus berberes rumah dan harus memastikan tidak ada perut yang terzhalimi

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman : 14)

Untuk itu bersyukurlah bila hari ini kita masih mampu melihat dengan jelas senyum Ayah dan Ibu kita. Allaah masih memberikan kesehatan yang tidak kurang suatu apapun pada Ayah dan Ibu kita. Artinya, Allaah ingin memberikan waktu pada kita untuk berbakti dengan sebaik-baiknya. Pada Nenek, kami siap menjadi Team Tidaq Tidur. Sebab Nenek sudah lebih dulu merasakan rasanya menjadi Team Tidaq Tidur. Pada Ayah dan Ibu, terimakasih waktu itu sudah menjadi Team Tidaq Tidur. Nenek, Ayah dan Ibu, berjaga dan terjaga, setia menemani ditiap perjalanan tumbuh kembang kami.

Sungguh, aku belajar banyak dari menjadi Team Tidaq Tidur. Meski diawal-awal sempat terkejut bathin dengan jam tidur yang berantakan, pada akhirnya harus bisa membiasakan.

Semoga dikelopak masa yang tersisa, pada kesempatan yang Allaah beri, kita mampu memberikan bakti terbaik kita pada orangtua kita

Rabbanaghfirlanaa dzunubana waliwalidaina warhamhuma kama rabbayana shoghiraa

Komentar

Postingan Populer