01.11 PM

source : google

Rasanya emang beda. Ketika menikmati sesuatu dengan memaksakan sesuatu.
Sama-sama ‘sesuatu’ sih yang dikerjakan. Yang perlu dicermati adalah “menikmati” dan “memaksakan”. Kalau pun nanti hasilnya sama. Itu urusan kesekian. Artinya, hasil itu urusan yang terakhir ataupun bukan suatu hal penting dalam bahasan ini. Dua kata yang perlu dicermati itu berada pada “proses” *Nah Iya*.
Nah, ketika menikmati sesuatu. Dalam proses nya ada rasa enteng. Mengerjakan nya dengan tidak berat hati walaupun sesuatu itu merupakan beban berat yang sedang dikerjakan. Bahagianya gak kurang. Meskipun dan walaupun nggak tahu hasil akhir nanti. Trus juga semangat tetap nyala. Meski seringkali memeras keringat sampai berdarah. Nikmat banget ketika menikmati.
Beda hal ketika memaksakan sesuatu. Allahu Rabbi, berat dihati juga berat dipekerjaan. Yang mudah pun terasa sulit. Yang sulit pun makin sulit. Siap sih siap dikerjakan. Tapi, diprosesnya menggerutu dalam hati. Entah uda berapa kalimat ngeluh yang ditelan dalam dalam dihati.
Bukan ingin membedakan antara kamu dengan kamu (ealaaah). Hanya saja ingin diri ini coba menikmati sesuatu yang (sangat) perlu untuk dinikmati (baca:berjuang). Bukan kah Allah melihat tiap pekerjaan kita? Lalu tahu apa yang tersembunyi dalam hati tiap makhlukNya?
Mulai perbaiki niat selalu, Nak. Nikmati pekerjaan. Nikmati perjalanan. Nikmati tiap derap langkah. Nikmati tiap tetes keringat. Nikmati tiap peluh. Nikmati sampai nanti Allah bersedia memanggilmu untuk sebuah pertemuan~
Diketik di Mushalla Kampus. Medan, 26 Januari 2017.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer