Takkan Tertukar


"Enak ya, padahal aku yang menginginkan A tapi malah kamu yang dikasih kesempatan untuk mendapatkan A"
"Wah, malah akunya yang ingin B, hari ini dikasih A. Syukuri aja"

Pernah terlibat percakapan seperti itu. Terlebih untuk orang orang yang melihat betapa bahagianya hidup seorang Ririn yang diberi kesempatan untuk mencicipi A. Meski mereka tidak pernah tahu apa saja yang telah dilalui untuk meyakinkan diri hingga menjatuhkan pilihan menjalani A. Sampai di suatu ketika, aku pernah mengatakan, "kadang ya gitu ya, keinginan kita belum tentu serta merta Allaah kabulkan, karna Allaah lebih tahu kebutuhan kita".

Doa-doa kita, usaha-usaha kita, mungkin sudah panjang jalan yang dilalui, tetap ujung ikhtiar kita ialah tawakkal 'alaAllaah. Sekeras apapun memaksa, kita takkan bisa. Allaah tahu kemampuan kita. Disuguhkan menjalani A, maka itulah peran yang harus dijalani dengan sebaik mungkin. Pun begitu dengan menjalani peran B, C, D, hingga seterusnya. Semua itu baik. Takdir Allaah selalu baik.

Jadi, kalau hari ini keinginan,harapan,yang kita doakan, kita lihat orang lain lebih dulu mendapatkannya, bukan sebab takdir kita telah tertukar. Melainkan hari ini orang tersebut yang Allaah beri kesempatan dengan diberi takdir A, nanti suatu saat -yang entah kapan, akan ada masanya kita juga mendapatkan kesempatan tersebut. Bukankah bunga mekar tidak dalam waktu yang bersamaan meski pada pot yang sama?

Wasta'inu bishshabri washsholaat.

Percayalah, "If something is destined for you, never in million years it will be for somebody else."

Doa-doa kita akan menemui pengabulan pada masanya.


Ikhtiar-ikhtiar kita akan mendapati hasil pada masanya.


Harapan-harapan kita akan berwujud nyata pada masanya.

Apa apa yang ditakdirkan untuk kita, takkan pernah bisa diambil oleh orang lain dan tidak pula tertukar.

Komentar

Postingan Populer