Sefruit Petuah
Perpisahan memberikan kesempatan bagi kita untuk mencicipi rasa merelakan serta melepaskan. Mungkin memang tak ada perpisahan yang manis, yang ada hanyalah perpisahan yang begitu romantis.Perpisahan diantara kita, munqin. Yang setelahnya dipenuhi hari-hari dengan doa-doa rindu
Di akhir mata kuliah Statistika Terapan untuk semester awal kemarin, Prof Edi memberikan petuah kepada kami, menceritakan banyak hal ke kami. Prof Edi ndak segan
maupun malu untuk menceritakan pengalaman hidupnya. Pengalaman yang telah
membentuknya menjadi hari ini. Iya, hari ini merupakan akumulasi hari-hari yang
telah berlalu. Beliau kuliah S1 di usia 27 tahun. Lalu lanjut S2, lulus S2 di usia 52 sembari menjadi Dosen, ia
mendaftarkan diri ke UPI Bandung untuk S3. Bahkan hal yang membuat kami
mengaguminya adalah motivasi yang ia tularkan. Ohya, Prof Edi merupakan salah satu guru besar di Universitas Negeri Medan, lebih tepatnya guru besar di bidang Statistika Multivariat Dalam Penelitian Pendidikan. Beliau juga Ka. Prodi Pendidikan Matematika PPs.
“teruslah menuntut ilmu. Jangan lelah. Lanjut saja terus. Dalam agama, tidak ada larangan dalam menuntut ilmu. Bahkan Negara sudah menjamin. Setelah S1, lanjut S2, trus ke S3. Jangan ragu. Saat kita sudah memulai sesuatu lalu berdoa, Allaah yang akan memudahkan segalanya dengan cara yang tak terduga. Dulu saya, ketika mengajukan diri kepada Dosen untuk minta ttd surat izin daftar S3 ke UPI, dibilang Dosen saya “ngapain S3, mau nambahin titel di batu nisan?”.
Saya cuma bisa bilang dalem hati “gapapa pak, ngomong aja gitu selagi ngomong gak berbayar. Liat aja nanti”. 2 tahun lebih, saya lulus S3. Setelah itu ada buka pendaftaran menjadi guru besar, saya daftar dan lolos. Alhamdulillaah. Banyak teman di angkatan saya yang mulai ikut S3, lalu saya bilang ke mereka “ngapain S3?” wkkwk”.
Seketika aja suara tawa
pecah di dalam kelas. Orang-orang yang ada di dalam kelas, siapapun itu tidak
ada yang tidak mengagumi Bapak itu. Sudah berumur 62 tahun, dengan style anak
muda. Rambut putih. Senyum mengembang. Mengakui betah mengerjakan Rumus
Doolitle sampai berjam-jam.
“kalau hari ini kalian mengurangi jam pekerjaan demi menuntut ilmu, tidak apa-apa. Saya lebih sepakat kalau kalian bisa fokus untuk segera lulus dan berkembang setelah ini. Jangan mengira ketika semester 3, habis mata kuliah kalian akan bisa tenang. Justru disitulah letak ujiannya. Menunggu dosen berjam-jam. Tidak tahu jadwal dosen. Kegalauan yang mulai bertambah saat temen sudah ada yang sempro maupun ujian tesis. Iya kan?”.
Kami senyum mengiyakan.
Sebenarnya jam matkulnya sudah habis sedari beberapa menit yang lalu. Tapi ini
kelas terakhir di matkul semester ini dengan beliau. Semester depan? Ya semoga
bertemu kembali. Lagi. Lagi. Dan lagi.
“jangan khawatirkan soal rezeki. Kalau yang masih ada ortu, yang tidak apa dari ortu dulu, kalau yang sudah tidak ada, segera cari mertua yang mau membiayai kalian kuliah S2”.
Tawa kami jelas semakin
pecah. wkkwkwkwkwkwkkwkwkwkwkkkwk
“dulu saya pernah berjualan menjadi pedagang kaki lima. Saya juga pernah menjadi pembantu rumah tangga. Ngapain aja? Ya ngepel, nyapu rumah, momong anak.”
Kami jadi sadar,
bahwa Prof yang hari ini merupakan
akumulasi dari kekuatan tekad Prof di hari yang lalu. Prof, proud of you !
“Yang sudah menikah, komunikasikan ke pasangan untuk mau bersakit-sakit dahulu. Saya dengan istri juga begitu. Ini rambut saya putih sebab dulu sering makan Indomie hehe. Jangan mau cepat-cepat memiliki kemewahan. Agama tidak mengajarkan kita berlebihan. Ini ya, kalian masih muda. Usia rata-rata masih di bawah 25 tahun sudah S2. Jangan terburu-buru mau memiliki mobil mewah. Mungkin kalau rumah, ya ini kalau uda nikah, jadi sebuah kebutuhan pokok. Tapi mobil kan enggak. Hitungannya begini, ketika kita lebih memilih menuntut ilmu, ada hasil yang kita tuai setelahnya. Meski tidak begitu cepat. Tapi kalau kita terburu-buru, masa muda hingga tua kita, kita habiskan untuk bayar kredit mobil mewah. Sekali lagi, agama kita tidak mengajarkan hal-hal yang berlebihan.”
MAKJLEB dong ya.
Hampir sejam Prof
ngobrolin tentang harinya yang sudah berlalu dengan peran yang ia lakoni hari
ini. Kami menyimak dengan penuh tawa dan senyum. Serasa ada energi keyakinan,
bahwa kami tidak salah memilih jalan ini. Ya, kami tidak salah.
Pertemuan sekaligus
perpisahan mata kuliah Statistika Terapan hari kemarin ditutup dengan poto bareng.
“kalian mau ngapain?”
“mau poto bareng Prof
**malu malu**”
“haaalah, macem gak
jumpa lagi aja kalian ya”
“wkkkkkwkwkwkwkwkwkwkwkwk”
***cekrek***
Abadilah kenangan dalam ingatan. Tersimpan rapi dalam ruangan. Sebab kebaikan akan tetap menjadi kebaikan.Bonus poto kami di penghujung Semester 1 hehe. Doakan kami mampu menuntaskan yang sudah kami mulai. doakan. doakan !
Alhamdulillah.. Kok baguss banget yak 😕😕
BalasHapusDosennya emang bagus kok. baik lagi :))
Hapus