Sederhana Saja
Dulu ku pikir menemukanmu bukanlah hal yang mudah, ia mesti bersyarat mewah nan megah. Harus memiliki sesuatu terlebih dahulu untuk harus bisa merasakanmu. Dulu pula, ku pikir aku takkan bisa merasakanmu jika syarat-syarat itu tak bisa ku penuhi. Aku lah yang paling sengsara di hidup ini, pikirku. Aku lah yang menderita sebab tak memiliki apa-apa. Namun di kejauhan hati ku, ku ingin sekali merasakanmu dengan yang ku punya.
Aku hanya punya syukur. Bisakah ini membawaku untuk merasakan keberadaanmu? Ah hanya bermodal syukur, sangatlah tak berdaya. Namun, ku usahakan dengan segala daya. Ku pupuk syukur setiap hari. Ku siram dan ku rawat agar senantiasa ada. Takku biarkan ulat menggerogoti syukur ku. Hari demi hari, syukur ku kian tumbuh dan tambah. Syukur membuat ku mampu merasakan adanya aliran rasa yang kadang tak bisa diungkap lewat deretan kata. Syukur membawa ku pada pemahaman bahwa kau bisa ku rasa dalam rasa syukurku padaNya.
Kalau aku tak mampu merasakanmu, berarti ada hal-hal yang merusak kesyukuranku. Entah aku yang terlalu melihat kebun tetangga sampai lupa merawat kebun sendiri. Entah aku mulai menaruh syarat pada syukur ku. Entah aku yang disebutNya dalam kalimat "qoliilamma tasykuruun". Bisa jadi salah satu dari kemungkinan "entah" itu.
Sempitnya hati pun bisa membuat ku tak mampu merasakanmu :(
ini sungguhan. Tak mudah menerima untuk apa-apa yang kita usahakan namun tak bisa digapai lalu aku dipaksa merasakanmu. Tak mudah menerima kenyataan yang tak berkesesuaian dengan ekspektasi lalu aku senantiasa diminta merasakanmu. Tak mudah. tak mudah.
Itu sebabnya aku harus meluaskan serta melapangkan hatiku, menyediakan ruang untuk kecewa atas ekspektasi yang ku gantung sendiri. Kita akan terhalang dinding tebal saat aku ingin merasakanmu namun aku malah tak bisa menerima bahwa aku hidup di kehidupan nyata bukan dalam angan-anganku.
Sampai di sini, aku mengerti.
Sederhana dan cukupkan. Syukuri. Terima. Aku bisa merasakanmu, bahagia.
Kini ku tahu, ku seringkali merasakanmu dalam kesederhanaan. Saat ku membuka mata, ku hirup udara. Ada nafas yang masih berhembus, degup jantungku yang masih berdetak, kulit tubuhku yang masih bisa merasakan hangatnya pagi ini, serta aku yang tak kurang suatu apa pun.
---
Hal sederhana yang membuat Ririn Bahagia
Ditulis biar inget, supaya syukurnya makin luas dan sederhana, enggak diletakkan di syarat yang mewah dan mesti wah. Biar enggak lupa untuk bahagia~ yoyoy
- Bangun pagi lalu melihat cucian baju sedikit. Trus kelar nyuci. uwaaah lega dan bahagia
- Dijadiin tempat curhat sama temen. Serasa bisa belajar dari hal yang diceritakan dan dirasakan temen
- Ayah Ibu bilang, "ini uang. Buat bayar iuran bpjs ya" wkkwk. Dibayarin bpjs aja akutu uda bahagia
- Jalan sendirian ke toko buku
- Dibiarin sendirian di kamar, gak diganggu, gak dijailin, gak dipanggil, duhnikmatnyayaaa.
- "Oke, terima kasih ya", "designnya oke", kalimat gitu aja tanpa revisi uda buat aku senyum mengembang bergembira
- ngobrol nyambung dan orang faham dengan alur obrolanku, trus sampek lupa waktu
- diajak kolaborasi kebaikan
- ketika sedang berusaha baik-baik aja sampek berpura-pura, lalu ada yang bilang gini, "perlu bantuan apa? saya bisa bantu apa Rin? ada yang bisa saya bantu?". auto meleleh kek es yang mencair kenak sinar matahari
- tau kalau tulisan recehku disukai sampek dibuat story tanpa ngilangin credit
- makan masakan ibuk (((anak rumahan akutu)))
- enggak kenak repet sama siapa aja dan enggak merasa tertekan wkkwk
sesederhana itu sih bahagianya. diinget-inget, biar kelak, gak merubah standar bahagia~
Komentar
Posting Komentar