Selamat Berkemas !
Suka nulis curhatan sejak kecil. Beranjak ke MTs, suka nulis surat. Ya surat-suratnya gak pernah sampai di tangan orang yang dialamatkan. Bahkan uda entah kemana suratnya. Jadilah debu. Terbang dan hilang. Memasuki episode kehidupan mahasiswa, beralih dari menulis di buku tulis atau buku diary ke ngetik di laptop. Awalnya berantakan banget. Kalau dilihat dan diinget-inget lagi, malu dengan tulisan sendiri.
Pernah ngetik, "Ya Allaah hari ini padet banget agenda syuraa. Lelah huhuhu", uda gitu doang. Sampek mikir, dulu apa faedahnya ngetik gituan doang, enggak mendeskripsikan sama sekali perjalanan yang dilalui di hari itu. Bahkan juga lupa waktu itu syuraa apa aja sampek bisa ngeluh gitu di ketikan papan keyboard.
Tahun 2017, mencoba rapi. Dimulai dari jam, hari, tanggal,bulan dan tahun yang harus jelas diketik. Tulisannya mesti jujur dan mengalir, karna cuma dibaca diri sendiri ehehe. Bahasanya gak berat-berat amat, apalagi seberat beban hidup. Yang paling penting sih disertai hikmah. Serapi itu. Gak mesti tiap hari nulis sih. Biasanya di moment yang jarang terjadi -baik bahagia maupun sedih, selalu tumpah di laptop. Sekecil hal KZL ke orang lain aja kadang tumpah gitu aja di laptop. Nggak bisa cerita ke siapa-siapa, ya tumpahin aja di ketikan papan keyboard laptop lalu save di microsoft word. Bener banget kalau kata penulis-penulis bahwa menulis sebagai obat. Setelah tumpah, aku ngerasa separuh beban ku hilang gitu.
Sampek detik ini sih belum pernah ada yang baca tulisan yang berisi curhatan di laptop ku hiihi. Nulisnya semata-mata hanya ingin suatu saat inget kalau pernah melalui dan merasakan banyak hal.
Ruang ingatan ku rasanya ndak cukup untuk mengingat semua kejadian yang uda aku lalui. Aku ingin merekam kenangan yang nggak cuma di ingatan, tapi juga di tulisan. Yang sewaktu-waktu ku buka dan ku baca kembali, aku ingat bahwa aku pernah berada di titik itu.
Kenangan yang pernah kita lalui memang semestinya kita kemas dengan sebaik mungkin. Sebab kadang kita berpergian tanpa bisa meninggalkan kenangan yang berada jauh di belakang kita. Sesekali pula kenangan hadir dalam ingatan. Sesekali kita ingin mengingat namun lupa.
Setelah memulai tahun 2017 dengan rapi, tahun 2018 menargetkan untuk menulis 100 tulisan. Tercapai. Pas di akhir Desember 2018, genap 100 tulisan berisi recehan kenangan dengan segala unek-unek curhatan. Namun, sayangnya waktu itu aku masih lalai juga. Aku mengira cukup rapi mengemas kenangan dengan menyimpan di folder rahasia di laptop, tanpa perlu membackup kemana-kemana.
20 Juni 2019 laptop ku hilang. Lebih tepatnya diambil tanpa izin (((karna aku tahu pencurinya))). Waktu itu, yang paling aku tangisi adalah ratusan tulisan ku hilang hanya dengan sekejap mata. Laptop ku sayang, laptop ku yang hilang. Tulisan ku belum sempat aku cadangkan kemanapun. Setelah Juni berlalu, selang beberapa bulan beli laptop lagi karna jadi kebutuhan. Masih patah hati dengan kehilangan laptop, bingung mau nuulis apa, jadi kehilangan kata.
Hanya ada beberapa tulisan setelah Juni 2019 sampai di Desember 2019. Selanjutnya mulai belajar lagi, mencadangkan tulisan-tulisan ke google drive. Aku pun uda lupa apa aja yang aku tulis sampek ratusan. Hari ini aku penasaran dengan tulisan dan perasaan ku saat aku mengetik ratusan tulisan itu. Heu...
Baiklah, Selamat berkemas. Kenangan meski berada di belakang, ia berharga dalam ingatan. Manis saat kita mampu ingat dengan baik yang pernah kita lalui. Kita tidak akan menyangka pernah melalui dan melewatinya. Kita bersyukur pernah diberi pelajaran berharga melalui kenangan.
Tulisan terakhir, sebelum hilang. Gak kebayang waktu itu nulis apa aja sampek sepanjang itu.
Yang diingat, waktu itu nulis sambil nangis karna lagi ungkapin semua perasaan hari itu :")
Ringan sekali tulisannya, enak dibaca. Semangat terus menulis ka ka ^^
BalasHapus