Jejak Ingatan #1
Yang berlalu tak benar-benar hilang, nyatanya masih ada yang tertinggal dalam ingatan, terciptalah kenangan. Yang berlalu memang tak selalu indah dan bahagia,yang pasti bahwa yang berlalu selalu menyelipkan pelajaran. Yang berlalu tak boleh mengikis syukur kita padaNya, karna setiap yang terjadi tentu atas izinNya. Apapun dan bagaimanapun bahkan seberapapun tidak indahnya yang berlalu, ia tetap layak mengisi ruang-ruang syukur kita. Bener gitu gak si?
Februari kali ini bawa aku pada penyadaran banyak hal, termasuk tulisan yang pernah aku post di awal tahun, tentang keinginan sederhana ku yang ingin terhubung dengan Allaah. Aku jadi menyadari bahwa terhubung dengan Allaah bukan cuma soal mengajukan permintaan dan harapan saja, melainkan proses dalam keseharian saat kita tahu Allaah begitu dekat dengan kita, melihat segala perbuatan kita, menjadikan Allaah sebagai tumpuan harapan bahkan melibatkan Allaah di segala urusan.
Semakin menyadari, aku semakin mengerti terhubung dengan Allaah butuh usaha untuk berlari mendekat denganNya. Yang setelah dijalani, rasanya hari-hari semakin bermakna, seberapapun terluka, terkoyak, tersungkur, terjatuh bahkan terpuruk, ada ketenangan yang mengisi rongga di dalam jiwa karna kita meyakini Allaah tahu ini semua. Allaah kirimkan orang-orang baik untuk menolong setiap permasalahan yang silih berganti.
Ya, bisa dibilang Februari jadi perjalanan spiritual seorang Ririn ehehe. Di sini aku mau meninggalkan jejak-jejak ingatan yang aku kutip selama berjalan di bulan Februari. Ini random banget, ditulis benar-benar berdasarkan ingatan dan renungan, enggak berdasarkan waktu kejadian.
Yak, ini...
- Kalau Allaah mematahkan hatimu sampai sepatah-patahnya patah, percayalah bahwa Allaah juga yang akan menyembuhkanmu. Semua adalah tentang proses kita memahami kalau hanya Allaah yang menjadi tumpuan hidup kita. (((Seorang perempuan lemah sering menangis di jalan pergi maupun pulang)))
- Menangis, terluka, sedih, duka, seolah bumi sedang runtuh tepat di atas kepala, barangkali adalah momen titik balik untuk melompat, tumbuh dan melesat lebih jauh. Saat kita mengerti hikmah yang Allaah siapkan untuk kita
- Kalau orang lain bisa melakukan suatu hal, kamu bisa lakuin apa? Dengan kekuatan yang Allaah titipin ke kamu, kamu bisa melakukan apa? Gak mesti sama. Kebun tetangga memang lebih hijau, kita mau berbuat apa agar kebun kita tak kalah hijau dengan kebun tetangga?
- Jangan batasi diri dengan alasan-alasan yang kita buat sendiri
- Belajar adalah hal yang paling menyenangkan. Menjadi murid adalah hal yang membahagiakan. Menjadi guru adalah hal yang patut disyukuri
- Gak boleh membunuh orang lain hanya karna hawa nafsu semata bukan karna Allaah. Jangan coba-coba melakukan sesuatu kepada orang lain hanya karna kita sedang membenci kesalahannya bukan karna kecintaan kita pada Allaah. Jangan. Setiap manusia memiliki peluang yang sama; berbuat salah dan bertaubat. (((ketika memblokir seseorang sama dengan membunuh)))
- Mengapresiasi diri sendiri gak berarti menyia-nyiakan waktu. Apresiasi lah diri. Berikan batas waktu. Ayo bangun ! Kelamaan tidur bisa melewatkan yang Allaah beri. Kesempatan-kesempatan waktu yang gak akan terulang kedua kalinya
- Kalau hari ini masih diberikan oleh Allaah nikmat beribadah dengan lapang (((meski rasanya waktu menghimpit))), maksimalkan ! Kita gak akan tahu "kapan" nikmat ini Allaah cabut. Kita gak akan tahu "apakah" kita akan kuat saat Allaah beri ujian beribadah untuk naikin level kita. Kita gak tahu. Yang kita tahu hari ini kita masih bernafas dan harus maksimal dalam beribadah.
- Jangan terbakar perasaan. Jangan lenyap dengan kegelisahan. Jangan hangus karna kekhawatiran. Kita manusia berada diantara ikhtiar dan tawakkal
- Ketika muroja'ah berasa seperti menghapal baru adalah sebwah tanda musibah :") Ternyata sudah sejauh ini abai dengan muroja'ah. Ada yang keloncatlah. Kebalik-baliklah. Panjang pendeknya salahlah.Parah :")
- Seringkali yang menjadi sekat antara kita dengan manusia lainnya adalah prasangka. Pertemuan yang kian jarang pun menjadi pendukung suburnya prasangka-prasangka yang kita buat sendiri. Hingga mengaburkan makna keterikatan. Ya, tidak ada yang benar-benar baik dengan jarak. Bertemulah, meski hanya sekali. Rasakan tawa dan canda saat duduk bersama.
- Nikmat kan saat kita mampu melibatkan Allaah di aktivitas kita? Kita tau kalau yang melewatkan kita memang bukan untuk kita. Kita yakin kalau Allaah akan memberikan jalan meski kita merasa berada di lorong gelap tak bercahaya. Kita pun mengimani bahwa pertolongan Allaah amat dekat.
- Menjadi bermanfaat bukan hanya tentang karya yang dilihat oleh orang ramai. Berdaya merupakan tentang bagaimana kebaikan kita tetap terasa oleh orang-orang di sekitar kita meski tak ada riuh tepuk tangan dan rangkaian karya terpajang di media sosial. Melatih otot kebaikan tentu melibatkan ketulusan hati.
- Kesibukan membuat kita sering mengutuki waktu, tanpa sadar waktu luang pun mampu menusuk diri kita. Pada saat kapan? Pada saat kita bingung ingin mengerjakan apa lalu membiarkan waktu terbuang begitu saja
- Waktu terus laju. Yang disesali. Yang ditangisi. Yang dirindui. Tak kembali. Mungkin sudah saatnya untuk berlari
- Gak ada pekerjaan yang sempurna kalau hanya ada di dalam kepala kita aja. Gak ada pekerjaan yang selesai kalau hanya kita lihat-lihat saja. Yang ada, pekerjaan yang harus segera diselesaikan.
- Perlahan, Allaah tunjukkan jika kita menginginkan hal-hal terbaik dalam hidup kita enggak bisa dimulai dan menempuh jalan yang enggak baik. Memang ridha Allaah yang paling utama
Semoga mengandung manfaat ! Maret nanti, pasti akan ada banyak hikmah yang Allaah kasi buat kita. Kita gak boleh menutup mata agar penglihatan kita bisa menjangkau keagunganNya dalam menata segala urusan kita. Kita gak boleh menutup telinga agar pendengaran kita mudah peka pada hal yang dianjurkan dan dilarang olehNya. Kita gak boleh menutup hati dan perasaan, agar bisa menjadi alarm bagi kehidupan kita.
Semoga Maret kita (((aku, kamu, dia, mereka, siapa pun))), cerah dan bahagia ya :))
Komentar
Posting Komentar