A Letter (2); Kalian, Pertemuan Yang Tengah Ku Semogakan

Temu kita tak lama
Bagiku bermakna
Aku menikmatinya
Setiap inci tawa
Yang kadang disertai duka
Tak jarang kesalahpahaman juga ada


Hari itu, betapa bahagianya aku yang mengira akan menikmati hari-hari di rumah dengan bernafas lega. Tak perlu merasa repot dengan perjalanan jauh. Tak perlu menahan kantuk di dalam kelas. Tak perlu berkejaran dengan waktu. Hari itu dengan ketidaktahuanku, aku merasa bahagia. Aku membawa tumpukan bahagiaku pulang ke rumah.

Esoknya kita tak bertemu. Ku masih memupuk rasa bahagiaku. Tak apa, pikirku. Kini jarak bisa dipotong oleh kemudahan teknologi. Tak apa, ku ulang lagi pikirku. Hanya perlu mengerjakan tugas hingga tuntas.

Waktu berlalu. Bukan tak terasa. Detik-detik yang berdetak mulai menyiksa. Ada perasaan yang ingin membawa langkah ini pada pertemuan seperti sedia kala. Ya, saat kita tak perlu memuncakkan emosi dengan mengetikkan pesan di atas papan keyboard. Saat kita meski dipenuhi dengan beban masih sanggup tertawa tanpa tekanan. Saat kita riuh membicarakan kepanikan di dalam ruang sebab ada yang belum tunai;tugas.

Ku sadari, kini ku sedang rindu. Dan hingga kini kita belum bertemu. Bahkan sampai kapan kita begini pun kita tak tahu.

Begitulah rindu, ia tercipta oleh lipatan angka pada jarak yang membentang. Memisahkan temu hingga sendu. Begitulah rindu, ia membuat kita menambah pinta, "Semoga ini semua segera berlalu dan kita lekas bertemu, di ruang kita pernah bercanda hingga lupa waktu". Begitulah rindu, membuat kita menyadari betapa setiap inci pertemuan begitu berharga sebelum disesali dengan belenggu rasa rindu.

Kalian, dimanapun berada, sampai jumpa di lain hari ya !

Komentar

Postingan Populer